Dalil hadiah Natal

Ada tradisi dalam umat Al-Masih sedunia untuk membagi-bagikan hadiah Natal kepada sesama manusia, khususnya kepada orang miskin. Dasar pemikiran tradisi itu adalah: Allah telah memberi hadiah Natal yang sangat istimewa kepada kita, yaitu: Isa Al Masih.

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan (dikaruniakan, dihadiahkan) untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:6)

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan “Anak Tunggal”-Nya(i), supaya setiap orang yang percaya kepada “Anak Tunggal”(i) itu tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Diberi untuk memberi. Allah memberi hadiah kepada kita agar kita memberi hadiah kepada orang lain. Hadiah itu tentu saja semampunya.

Dasar pemikiran yang kedua adalah bahwa memberi hadiah Natal tercantum dalam Injil. Dikisahkan, orang Majus dari Timur datang dan memberi hadiah Natal kepada Isa Al Masih yang baru saja natal (lahir).

Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunda Isa, lalu mereka sujud menyembah [Al-Masih/ Raja] Isa. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada Isa, yaitu emas, kemenyan, dan mur. (Matius 2:11)

Hadiah seperti apakah yang dapat kita bagikan kepada sesama manusia? Apakah seperti hadiah bom Natal 2000 seperti yang diberikan oleh para vampir pemuja Dewa Perang itu?

Pasti tidak!

Kita adalah umat Allah yang menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sebagimana hadiah dari Allah kepada umat manusia itu berguna dan menyenangkan, begitu pula hadiah yang kita berikan kepada sesama manusia juga sesuatu yang berguna dan menyenangkan bagi sesama, misal memberi makanan, dsb, khususnya kepada orang miskin.

Salah satu wujud dari hadiah Natal adalah bakti sosial.
Salah satu wujud dari hadiah Natal adalah bakti sosial.

Apapun wujud hadiah itu, hendaknya juga diberikan dengan motif kasih dan sayang dalam hati. Hadiah yang kita berikan kepada sesama manusia hendaknya tidak memaksakan diri dan berada dalam batas-batas kemampuan.


Kata kias

(i)Kata kias “Anak Tunggal Allah” merujuk kepada Ilmu Allah. Sehubungan dengan  Yohanes 3:16, kata kias tersebut merujuk kepada Ilmu Allah yang telah nuzul menjadi manusia.