Apa yang harus dikatakan pada anak mengenai Sinterklas?
Jawab
Ajarkan kepada mereka mengenai sejarah Sinterklas versi historis, yaitu St. Nikolas. Pula, ceritakan juga karya sastra mengenai Sinterklas sastra. Dengan ini, mereka belajar sejarah sekaligus belajar sastra beserta hubungan antara sejarah dan sastra. Ajar mereka cara membedakan sejarah dan keindahan sastra.
Ketika Profesor Sastra yang bernama Clement Clarke Moore memfiksikan Sinterklas sejarah dan membacakan karyanya di depan anaknya pada tahun 1823, dia sedang mengajar anaknya mengenai sastra sebagai sebuah karya seni.
Tidak. Sinterklas versi bisnis bukan figur religius. Coca-cola dan Haddon Sundblom mengkarikaturkan tokoh sejarah St. Nikolas untuk kepentingan iklan bisnis dan penjualan produk Coca-Cola pada bulan Desember. Tidak kepentingan agama dalam Sinterklas versi bisnis ini.
Sinterklas versi bisnis karya Haddon Sundblom dan Coca-Cola untuk kepentingan iklan dan penjualan produk Coca-Cola pada bulan Desember.
Ya. Sinterklas sejarah adalah St. Nikolas, bishop Myra, Turki, pemimpin umat Al-Masih pada abad 4 Masehi.
Pengarangnya dong, yaitu: Clement Clark Moore. Pujangga puisi ini memberi rusa-rusa kutub ciptaannya pada saat menciptakan puisi “A Visit from St. Nicholas” pada malam Natal 1823 untuk anaknya. Dalam karya fiksinya ini, Sang Pujangga menggambarkan Sinterklas menaiki kereta salju yang ditarik oleh 8 ekor rusa kutub. Berikut ini kutipan puisinya.
A Visit From St. Nicholas
(a fictional poem by Clement Clark Moore in 1823)
…
But a miniature sleigh, and eight tiny reindeer,
With a little old driver, so lively and quick,
I knew in a moment it must be St. Nick.
More rapid than eagles his coursers they came,
And he whistled, and shouted, and called them by name;
“Now, Dasher! now, Dancer! now, Prancer and Vixen!
On, Comet! on, Cupid! on, Donder and Blitzen!
To the top of the porch! to the top of the wall!
Now dash away! dash away! dash away all!”
….
Karya seninya telah dikenal selama berabad-abad dan menginspirasi banyak seniman lain untuk mengembangkan dan mengimprovisasi cerita karangannya.
Sejak munculnya puisi “A visit from St. Nicholas” oleh Clement Clarke Moore pada musim Natal tahun 1823. Puisi ini adalah karya sastra yang memfiksikan tokoh sejarah nyata St. Nikolas dari Myra, Turki.
Santa terbang sepeti yang diceritakan dalam “A visit from St. Nicholas”
…
When, what to my wondering eyes should appear,
but a miniature sleigh, and eight tiny rein-deer,
with a little old driver, so lively and quick,
I knew in a moment it must be St. Nick.
More rapid than eagles his coursers they came,
And he whistled, and shouted, and call’d them by name:
“Now, Dasher! Now, Dancer! Now, Prancer, and Vixen!
“On, Comet! On, Cupid! On, Dunder and Blixem!
“To the top of the porch! to the top of the wall!
“Now dash away! dash away! dash away all!”
As dry leaves that before the wild hurricane fly,
When they meet with an obstacle, mount to the sky;
So up to the house-top the coursers they flew, ….
Ingat, ini adalah karya sastra fiksi, suatu karya seni. Ini bukan sejarah, bukan pula agama.
Tidak. Sinterklas adalah seni karya sastra fiksi, genre puisi, karya seorang sastrawan bernama Clement Clark Moore pada tahun 1822. Puisi tersebut dipublikasikan pada buku puisi berjudul “A Visit From St. Nicholas” (Kunjungan St. Nikolas).
A Visit From St. Nicholas terbitan tahun 1864.
Karikatur St. Nikolas digunakan untuk ilustrasi buku puisi “A Visit From St. Nicholas” terbitan L. Prang & Co., Boston 3,4 Sinterklas inilah yang kemudian menjadi model bagi Sinterklas untuk tahun-tahun selanjutnya.
Tokoh Sinterklas dalam karya sastra ini difiksikan dari St. Nikolas yang betul-betul ada. St. Nikolas aslinya tinggal di Myra, Turki, pada abad 4 Masehi.
Pada tahun 1821, 1 tahun sebelum Clemen Clarke Moore menulis puisi “A Visit From St. Nicholas”, Will B Gilley menerbitkan buku puisi berjudul “The Children’s Friend Number III”.
Puisi mengenai St. Nicholas alias Santa Claus alias Sinterklas dalam buku ini dikemudian hari memengaruhi karikatur Sinterklas versi jadi oleh Thomas Nast, yaitu, orang tua berjenggot memakai baju merah dan menyandang berbagai hadiah. Pada puisi ini, St. Nikolas (Sinterklas) adalah orang dan tidak disimbolkan dengan Elf. Pula kereta salju Sinterklas tidak terbang, serta hanya ditarik seekor rusa dan malah ada jejaknya di salju.
Buku puisi ini adalah bukti tertua yang masih bertahan bagaimana folklore mengenai St. Nikolas memasuki dunia sastra tulisan.
Inti cerita dalam puisi ini masih sangat sederhana, yaitu: Sinterklas memberi hadiah mainan pada anak-anak yang baik kelakuannya pada hari Natal, sedangkan anak yang nakal tidak diberi mainan.
Karikatur ini berjudul “St. Nicholas comes to America” oleh Caroline Singer & Cyrus Baldridge, Alfred Knopf, 19421. Karikatur ini menggambarkan 2 versi St. Nikolas, yaitu St. Nikolas versi sejarah yang adalah pemimpin umat Al-Masih abad 3 Masehi di kota Myra, Turki (kiri) dan 2 karikatur tentangnya, yaitu karikatur St. Nicholas sebelum tahun 1881 (tengah) dan karikatur St. Nicholas tahun 1881, dst oleh Thomas Nast. Karikatur ini menggambarkan bagaimana seni sastra dan seni lukis berperan dalam membentuk kebudayaan populer di seputar hari Natal.
Namanya jarang dikenal masyarakat awam tapi beredar di kalangan sastrawan dan seniman. Walau begitu, sebagian besar penduduk dunia mengenal karya sastra ciptaannya, Sinterklas versi sastra, yang tercantum dalam puisinya “A Visit from St. Nicholas” (Kunjungan St. Nikolas).
Dalam puisi tersebut, Clement Clarke Moore berhasil mengakulturasikan sosok Sinterklas versi sejarah (St. Nikolas) ke dalam kebudayaan pribumi bangsa Eropa-Amerika dengan menggunakan simbol sosok elf tua, inilah Sinterklas versi Sastra. Elf muda digambarkan nakal, namun elf tua digambarkan bijak.
A Visit from St. Nicholas1
Prof. Clement Clarke Moore, sastrawan pencipta Sinterklas versi sastra sekaligus sastrawan yang mengubah sastra lisan tentang St. Nikolas ke dalam sastra tulisan.
‘Twas the night before Christmas, when all through the house
Not a creature was stirring, not even a mouse;
The stockings were hung by the chimney with care,
In hopes that St. Nicholas soon would be there;
The children were nestled all snug in their beds,
While visions of sugar-plums danced in their heads;
And mamma in her ’kerchief, and I in my cap,
Had just settled our brains for a long winter’s nap,
When out on the lawn there arose such a clatter,
I sprang from the bed to see what was the matter.
Away to the window I flew like a flash,
Tore open the shutters and threw up the sash.
The moon on the breast of the new-fallen snow
Gave the lustre of mid-day to objects below,
When, what to my wondering eyes should appear,
But a miniature sleigh, and eight tiny reindeer,
With a little old driver, so lively and quick,
I knew in a moment it must be St. Nick.
More rapid than eagles his coursers they came,
And he whistled, and shouted, and called them by name;
“Now, Dasher! now, Dancer! now, Prancer and Vixen!
On, Comet! on, Cupid! on, Donder and Blitzen!
To the top of the porch! to the top of the wall!
Now dash away! dash away! dash away all!”
As dry leaves that before the wild hurricane fly,
When they meet with an obstacle, mount to the sky;
So up to the house-top the coursers they flew,
With the sleigh full of Toys, and St. Nicholas too.
And then, in a twinkling, I heard on the roof
The prancing and pawing of each little hoof.
As I drew in my head, and was turning around,
Down the chimney St. Nicholas came with a bound.
He was dressed all in fur, from his head to his foot,
And his clothes were all tarnished with ashes and soot;
A bundle of Toys he had flung on his back,
And he looked like a pedler just opening his pack.
His eyes—how they twinkled! his dimples how merry!
His cheeks were like roses, his nose like a cherry!
His droll little mouth was drawn up like a bow
And the beard of his chin was as white as the snow;
The stump of a pipe he held tight in his teeth,
And the smoke it encircled his head like a wreath;
He had a broad face and a little round belly,
That shook when he laughed, like a bowlful of jelly.
He was chubby and plump, a right jolly old elf,
And I laughed when I saw him, in spite of myself;
A wink of his eye and a twist of his head,
Soon gave me to know I had nothing to dread;
He spoke not a word, but went straight to his work,
And filled all the stockings; then turned with a jerk,
And laying his finger aside of his nose,
And giving a nod, up the chimney he rose;
He sprang to his sleigh, to his team gave a whistle,
And away they all flew like the down of a thistle,
But I heard him exclaim, ere he drove out of sight,
“Happy Christmas to all, and to all a good-night.”
Puisi ini ditulis oleh Nast untuk anaknya dan dibacakan pada malam Natal tahun 1822.2
Puisi tersebut diterbitkan dalam sebuah buku yang dilengkapi dengan ilustrasi pada tahun 1864, setahun setelah penciptanya wafat.
A Visit From St. Nicholas terbitan tahun 1864.
Karikatur St. Nikolas digunakan untuk ilustrasi buku puisi “A Visit From St. Nicholas” terbitan L. Prang & Co., Boston 3,4 Sinterklas inilah yang kemudian menjadi model bagi Sinterklas untuk tahun-tahun selanjutnya.
Puisi ini di kemudian hari menginspirasi seorang pelukis karikatur, Thomas Nast, untuk mengkarikaturkan sosok Sinterklas versi sejarah dan versi sastra menjadi Sinterklas versi seni karikatur seperti yang kita kenal pada zaman sekarang. Puisi dan lukisan karikatur itu lantas menginspirasi profesional periklanan yang mengubahnya menjadi karya sastra terapan pada awal abad 20 Masehi.
Moore lahir pada 15 Juli 1779 di New York, Amerika Serikat dan meninggal pada 10 Juli 1863 di Newport, Rhode Island, Amerika Serikat. Dia punya seorang istri, Catharine Elizabeth Taylor, dan seorang putri, Mary C. Moore Ogden. Dia tergabung dalam organisasi gereja St. Peter’s Episcopal Church. Profesi sehari-harinya adalah Professor Sastra Oriental dan Sastra Yunani di General Theological Seminary.
Natal 25 Desember 
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.